‘Ntah, sudah berapa kali aku menolak, menghindari, setiap kali ingin pergi melewati tempat kejadian malam itu yang sampai saat ini meninggalkan luka yang begitu membekas. Pun ketika ingin mengantarkan pakaian untuk dilaundry di tempat langganan. Jadi, harus mengambil jalan putar balik untuk mencari tempat laundry lainnya. Malam ini, tak terelakkan. Saat ini mau tak mau harus lewat. Kakiku mulai gemetar dengan tiba-tiba. Ka Heni yang saat itu dengan tiba-tiba juga berucap. “Aku pengen tahu tek” DEG Lidahku kelu untuk menjawab. Ka Heni langsung berbelok dan singgah tepat di depan gerobak tahu tek. Turun. Lalu memesan 2 bungkus. Aku sempat bersikeras tidak ingin turun. Dan Ka Heni tersenyum padaku penuh arti. “Aku harus banget turun, ya?” Menyadari antri yang lumayan banyak, aku akhirnya ikut turun dan mengambil tempat duduk agak ke belakang, untuk setidaknya membuat pandanganku terlindungi dari tempat di seberang situ. Denyut nadiku perlahan naik. Ak...
Segala hal yang belum sempat ku katakan