Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Hanya Saja

Hari itu aku menerima kabar gembira. Em.. maksudku.. entahlah. Rusuh sekali perasaanku saat itu meski mulut gagu seketika kabar tentangmu menghampiri telingaku. Yang pasti, aku bersyukur sekali. Bahwa tempat persinggahan yang kamu cari telah kamu temukan. Sehingga kamu tak perlu lagi kebingungan. Atau menjadi tersesat karena langkah tak tentu arah. Dan kamu, dapat mencinta dengan begitu indahnya. Ya, kamu akan tau bahwa cinta memang begitu indah. Seperti sekarang yang tengah kamu rasakan. Mungkin. Hanya saja... Sekali dua kali aku bisa menjadi angkuh. Dan terkadang menggerutu. Aku tidak mengeluh. Hanya saja.. Kamu bisa dengan tiba-tiba masuk dalam lamunanku membawa seribu kenangan yang begitu mengusik. Lalu membuat kacau hariku. Hanya dengan membayangkan wajahmu dengan waktu yang telah lalu. Patutnya aku bergembira akanmu. Patutnya aku bisa memberikan ucapan selamat untukmu. Tetapi, masih tersisa hal yang tak biasa setiap kali aku mencoba. Perasaan 'ntah sudah sirna ata...

Sekedar menuangkan

01.50 WIB. Bangsal Dahlia. Televisi di ujung ruangan menayangkan film hollywood. Tapi tak ada yang menonton. Kenapa dan untuk apa, benda tersebut sengaja dihidupkan walaupun tak satupun mata menyaksikan. Kecuali aku, yang melirik sesekali hanya karena bertanya-tanya "film apa yang kiranya tengah ditayangkan di pertengahan malam ini?" Kemudian kembali berkutat dengan lamunan. Aku bukan termasuk orang yang mudah mengantuk di jam seperti ini. Kecuali dalam keadaan bermalas-malasan, kantuk mudah sekali hinggap. Bahkan ketika di IGD, di saat teman-teman coass yang lain mulai sibuk mencari posisi 'ntah telungkup atau selonjoran atau berbaring sembunyi-sembunyi dipojokan, mataku tak juga terasa berat. Dan di bangsal, di jam-jam seperti ini, kadang hanya berkutat dengan lamunan atau usil membuka buku dengan sok-sokan belajar yang mungkin saja di jam berikutnya materi yang sudah dibaca akan menguap begitu saja. Atau membuka video di youtube, stalking instagram orang lain...

Tentang berpisah. Lagi.

Draft, 2016. Benar adanya, setiap perpisahan pasti akan meninggalkan kenangan. Itu yang terjadi sekarang. Singkat cerita, sahabat gue hari ini pergi. Mungkin bisa dibilang pulang. Palangkaraya hanyalah tempat perantauan sehingga untuk menetap di sini baginya mungkin tidak bisa dipastikan.  Sahabat sejak SMA yang entah gue nggak terlalu begitu ingat banget perkenalan kita dimulai dari mana. Yang gue ingat gue berteman baik sama dia bareng Aris, pacar gue. Ada hal yang paling gue inget waktu menjelang UN SMA, kita berempat termasuk dia dan Aris belajar bareng. Karena waktu itu mau masuk kuliahnya bareng-bareng. Belajarnya itu agak lucu, agak sulit kalau digambarkan. Kita bahkan belajar buat ikut tes Kedokteran dan itu rasanya lebih keras dari belajar pas mau UN, ckck. Banyak cerita sebenarnya gimana sampe kita pengen banget kuliah di kampus yang sama. Sampai pada saatnya kita menuju jalan masing-masing setelah kelulusan. Ya, Tuhan punya rencana masing-masing untuk kita, tanpa...

Di penghujung senja

Di ujung senja tiba-tiba saja wajahmu terukir diantaranya Rupanya wujud rindu yang belum habis tengah menjelma Menyatu dengan langit jingga yang selalu menyapa disetiap harinya Pun ingatan tentangmu menyapa dalam bayangan tawa yang membuatku sulit lupa Kataku rindu, katamu semu Seandainya kamu tahu seberapa banyak aku berseteru dengan tik tok waktu Satupun detik tak akan kubiarkan berlalu tanpa menyebut namamu Hingga lelap menghampiriku, mimpiku tetap tentangmu Ketika waktu terus berjalan, maka langkah kita pun harus terbagi Melepaskan genggamanmu membuatku hampir kehilangan nyali Peluk ini tak ingin ku begitu saja kau lepaskan Jika berpisah tak bisa terelakkan, maka pilihan menantimu adalah suatu keharusan Jumat, 2017. Di penghujung senja. Dibuat dengan tiba-tiba disela rindu yang tengah menyapa. Selamat membaca dan terus mencinta.

Lebaran

Sebelum bercerita, aku mau mengucapkan selamat karena telah menunaikan kewajiban Ramadhan dan selamat menyambut segala kemenangan. Mohon maaf atas segala kesalahan. Well, ya. Ramadhan kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kenapa? Waktu yang padat mulai mengisi hari-hari, langkah gontai pun tak peduli. Ini untuk yang pertama, si anak coass baru menjalani hari-hari puasa di Rumah Sakit. Dibayangkan sebelumnya memang terasa berat, nyatanya sampai hari ini aku masih kuat. Alhamdulillah. Co-ass sambil puasa? Hehe. Cape, sih “Tapi orang lain bisa, kenapa kita tidak?” Kata Mama. Hari-hari puasa di tengan rutinitas co-ass bukan juga penghalang untuk tetap melaksanakan ibadah. Memang tak sama dengan bulan puasa sebelumnya. Kali ini, sahur dan berbuka lebih banyak dilakukan di Rumah Sakit. Bukan lagi dibangunkan dan dengan mata setengah terbuka berjalan gontai ke ruang makan dengan rasa kantuk yang masih menjadi-jadi, duduk di kursi meja makan dengan hidangan sahur yang sudah ...

Proses

Memahami bahwa sampai saat ini, hidup adalah proses. Proses untuk menjadi dewasa saat hidup masih digeluti sifat remaja. Dan menangisi jarak yang memisahkan diri dari kedua orang tua yang dicinta. Berseteru dengan pikiran sendiri. Dewasa-remaja, mereka terlihat tumpang-tindih diantaranya. Proses untuk mendapatkan kembali sahabat lama yang kini terlihat jauh berbeda. Berdiri disatu tempat yang sama, namun terasa fana. Rindu dan ego membatin menyatu bertahun-tahun lamanya. Proses untuk menghargai masa lalu meskipun begitu menyakitkan untuk ditimang sebagai salah satu perjalanan. Hanya menyisakan yang berharga dan membuang yang ternyata tak dapat disimpan walau hanya sekedar jadi kenangan. Proses untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang mana diri tak habis-habisnya membandingkan keadaan. Bersamaan dengan kedatangan orang-orang baru, yang mau bersama-sama menggenggam tanganmu untuk memulai langkah pertama menjalani proses menuju sukses. Namun, saat i...

Surat untukmu

Sepucuk surat untukmu, yang ku tulis kemarin malam di temani kehampaan dan sedih yang amat mendalam Sepucuk surat untukmu, yang telah ku selesaikan dengan penuh kegelisahan dan perih tak tertahankan Sepucuk surat untukmu, tentang ingatan masa lalu bersamaan dengan ucapan terima kasih penuh haru dan permintaan maaf yang ku tulis dengan pilu Sepucuk surat untukmu, sebagai kata-kata perpisahan terakhir yang menyakitkan meluluh lantahkan kebahagiaan menciptakan pedih berkepanjangan Sepucuk surat untukmu, ingin ku serahkan jikalau bertemu bodohnya, hingga dikedatangmu yang tiba-tiba aku jengah seketika bahkan untuk sekedar menyapa Sepucuk surat untukmu, yang tak sampai masih ku simpan bersama kenangan dengan kembali memupuk sedikit pengharapan Sepucuk surat untukmu, yang kini ingin ku buang untuk menata kembali perasaan dan meyakinkan bahwa kita bisa kembali saling menggenggam

Hello, 2017!

Selamat tahun baru 2017, teman-teman. Well ya, sekian lama absen dari entri baru. Menyambut tahun baru rasanya tergelitik buat flashback momen-momen di sepanjang tahun 2016 dalam bentuk tulisan dan sedikit gambar melalui postingan ini. Bukan hanya sekedar mengenang, tetapi juga untuk mengingat supaya dapat kembali bersyukur terhadap banyak hal yang sangat sangat luar biasa yang sudah dilewati. Mungkin nggak semua kejadian di 2016 yang akan terekam di tulisan ini. Hanya beberapa, tapi cukup mewakilkan. Dan yang terpenting, berbagi. Karena berbagi adalah hal yang menyenangkan untuk saya. Apapun itu, termasuk cerita yang akan kalian baca setelah ini. Januari 2016 A little surprise from him Masih hangat rasanya ingatan tentang bagaimana saya melewatkan malam pergantian tahun 2015 ke 2016. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di Banjarmasin. Bersama sahabat-sahabat SMA, tak terkecuali Aris. Dan seperti tahun sebelumnya juga, jauh dari kedua orang tua. Tapi hangat kasih sayang ...