Skip to main content

Hello, 2017!

Selamat tahun baru 2017, teman-teman.

Well ya, sekian lama absen dari entri baru. Menyambut tahun baru rasanya tergelitik buat flashback momen-momen di sepanjang tahun 2016 dalam bentuk tulisan dan sedikit gambar melalui postingan ini. Bukan hanya sekedar mengenang, tetapi juga untuk mengingat supaya dapat kembali bersyukur terhadap banyak hal yang sangat sangat luar biasa yang sudah dilewati. Mungkin nggak semua kejadian di 2016 yang akan terekam di tulisan ini. Hanya beberapa, tapi cukup mewakilkan. Dan yang terpenting, berbagi. Karena berbagi adalah hal yang menyenangkan untuk saya. Apapun itu, termasuk cerita yang akan kalian baca setelah ini.

Januari 2016
A little surprise from him
Masih hangat rasanya ingatan tentang bagaimana saya melewatkan malam pergantian tahun 2015 ke 2016. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di Banjarmasin. Bersama sahabat-sahabat SMA, tak terkecuali Aris. Dan seperti tahun sebelumnya juga, jauh dari kedua orang tua. Tapi hangat kasih sayang dari kejauhan nggak akan luput gitu aja, kan? Hehe. Tidak banyak yang berubah dengan rutinitas. Seperti biasa, usai dengan libur singkat di tahun baru kembali kuliah.

Sedikit berbagi tentang salah satu hari dalam acara amal untuk salah satu penderita kanker rahim; saya, bersama teman-teman ADWINDO (Asosiasi Duta Wisata Indonesia) di salah satu cafe di Palangkaraya menggalang dana untuk saudara kita yang tengah mengalami kesulitan. Alhamdulillah, senang rasanya bantuan tersebut bisa terealisasikan, dibantu oleh para dermawan yang dengan ringan hati dan ringan tangan turut menyalurkan bantuan. Saya berharap tidak akan hilang rasa saling peduli kita terhadap saudara-saudara kita yang membutuhkan. Siapa yang tidak senang menjadi perpanjangan tangan Tuhan? J

Februari 2016
Semangat menyambut bulan Februari.10 Februari tepat kelahiran Aris.
Tidak banyak perayaan. Hanya ucapan dan doa-doa yang mengalir. Kadang bahagia sesederhana berada di dekat orang yang kita sayang tepat di hari spesialnya.



Februari, menjadi bulan yang cukup wah dengan minggu-minggu produktifnya. Proposal penelitian, tugas kuliah yang menumpuk, dan program kerja AMSA (Asian Medical Students’ Association) UPR dari divisi COT (Community Outreach Team) yang belum rampung. Sebagai EB (Excecutive Board) dari divisi itu sendiri saya merasa bertanggung jawab karena ingat sekali rasanya sangat pesimis saat itu dan sangat takut dengan kegagalan karena masalah ini dan itu, cukup membuat pikiran dan tenaga lelah, maka berjalanlah plan B. Dalam waktu satu malam multitasking dengan setumpuk tugas dan permasalahan. Besoknya, rampunglah dan saya PUAS! Kerja keras memang harus dibalas dengan hasil yang memuaskan. Lelah dan keluhan yang terjadi di hari-hari sebelumnya yang tak sempat diceritakan lewat tulisan ini benar-benar membuat saya banyak mengambil pelajaran berharga yang tak terbayarkan. Tak luput dari rasa cinta pada AMSA, saya bangga dengan kalian semua.



Februari, juga menjadi bulan yang cukup mengejutkan. Jadi, AMSA (Asian Medical Students’ Association) Indonesia seperti biasa, memasuki bulan Februari adalah bulan hectic untuk persiapan event IMSTC (Indonesian Medical Students’ Training and Competition). IMSTC tahun ini mengangkat tema “INTERSTELLAR”, Improving and Promoting Universal Perspective Towards Health Care. Saya sangat bersemangat dengan event ini. Salah satu yang membuat semangat menjadi-jadi, you know what? Tuan rumahnya adalah Universitas Brawijaya! Malang, yuhuuu. Ada 5 cabang lomba yaitu scientific paper, scientific poster, public poster, video and photography. AMSA UPR very very excited for this national event. Kami memecahkan rekor (haha) dengan mengirimkan banyak perwakilan untuk mengikuti lomba dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bangga? Iya. Karena bukan hanya saya yang bangga. Ya, kami semua. Saya mengikuti salah satu kompetisinya yaitu photography, bersama salah satu teman saya. Dari hari sejak mengirimkan karya sampai mendekati hari berlangsungnya IMSTC, harapan yang saya gantung sangat besar. Dan..... Alhamdulillah setelah menerima kabar dan membuka pengumuman melalui akun Instagram dan Youtube, saya dan 1 teman saya lolos sebagai perwakilan untuk IMSTC! Kegirangan saya disambut hangat oleh tawa kedua orang tua saya. Kegiatan dilaksanakan sejak tanggal 25-28 Februari 2016. AMSA Universitas Palangkaraya mengirimkan 2 finalists, termasuk saya dan 9 teman lainnya sebagai delegasi.




 



Maret 2016
Bulan kelahiran!

I may now be older, but i feel so blessed.. to have them on my special day. And I’m sure of one thing.. when i feel so blessed, my parents’s prayers has heard.
9 Maret, mengisi kegiatan di salah satu acara bersama teman-teman ADWINDO (Asosiasi Duta Wisata Indonesia) Kalimantan Tengah. Berkegiatan sambil menyalurkan hobi, sekaligus menghibur. Menjadi salah satu syukur karena masih dibutuhkan untuk orang-orang sekitar.






19 Maret. Hari yang mendebarkan. Alhamdulillah, sekaligus menjadi hari yang menyenangkan. Sidang pengajuan usulan penelitian a.k.a sidang proposal berjalan dengan lancar dan dinyatakan lulus. Bulan berikutnya dimulai dengan persiapan penelitian.


Melepas penat. Akhir bulan diisi dengan pergi ke luar kota, explore Kalimantan Selatan. Mengunjungi salah satu pantai di kota Pelaihari yang “katanya” nggak kalah keren pemandangannya dengan kota-kota lain. Daaan... setelah beberapa jam perjalanan ditambah muter-muter karena nyasar, what are they said is absolutely right! Goddamn, cool! Sebenarnya dari hasil kita muter-muter dan nyasar salah masuk pantai secara nggak langsung karena tanpa rencana kita udah singgah di 3 pantai di Pelaihari, hahaha. Anggap saja bonus, walaupun penuh penat. Tapi, siapa yang tidak merasa senang kalau sudah bertemu pantai dan lautnya dengan suguhan langit yang biru cerah?








Kita juga singgah di taman labirin, Pelaihari.






Well, itu dia penutup bulan Maret. Explore alam sekitar selain membuat kita menjadi lebih kaya akan wawasan, juga membuat kita untuk membuka mata lebih lebar supaya bersyukur dengan ciptaan-Nya.

April 2016
AMSA (Asian Medical Students’ Association) di akhir bulan April melaksanakan program kerja dari divisi Academic. Saya sangat-sangat bangga dengan teman-teman panitia yang sangat produktif ditengah kelelahannya. Saya pun tak jarang bolak balik kampus, tempat pelaksanaan acara untuk persiapan, dan ke laboratorium untuk mengerjakan penelitian. Program kerja ini mengangkat tema ASPIRIN-ARHE, Adolescent Reproductive Health Education & Competition for a Better Generation. ARHE merupakan proker Nasional dimana AMSA UPR bersama dengan AMSA di distrik 4 (UNS, UGM, dan Undip) mengadakan seminar/sosialisasi tentang kesehatan reproduksi remaja. Dan digabunglah dengan proker “Debat Kedokteran” oleh AMSA UPR dimana pesertanya merupakan siswa/i dari berbagai SMA yang ada di Kota Palangkaraya. Acara berjalan cukup lancar. Hasil yang luar biasa akhirnya dicapai.





Mei 2016
Bulan Mei menjadi bulan yang nggak kalah luar biasanya dengan bulan-bulan sebelumnya. Sangat-sangat bersyukur saya yang saat itu sedang melakukan penelitian di laboratorium untuk skripsi bisa menyelesaikan penelitian tepat waktu. Hal ini sudah dilakukan sejak bulan sebelumnya selama berminggu-minggu, berturut-turut setiap hari. Sebenarnya waktu penelitian saat itu masih lumayan panjang, tapi niat untuk menyelesaikan di bulan pertama Alhamdulillah terlaksana. Karena minggu berikutnya dipertengahan Mei akan dilanjutkan dengan jadwal masa karantina untuk Pemilihan Putra Putri Pariwisata Kalimantan Tengah 2016.’Cause I’m so very excited! Bukan, bukan saya yang di karantina. Masa-masa saya di karantina sudah lewat, haha. Saya sebagai salah satu panitia yang tergabung di ADWINDO (Asosiasi Duta Wisata Indonesia) Kalimantan Tengah. Bertemu wajah-wajah baru dari setiap kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah, menambah pengalaman dan juga berbagi pengalaman serta wawasan, menjadi hal-hal yang menyenangkan selama kurang lebih 1 minggu saat itu. Lelah, iya. Tapi karena semuanya dijalankan dengan senang, jadi tidak apa-apa.
Kemudian di malam terakhir; malam grandfinal, saya bersama beberapa teman dari modeling menjadi pengisi acara sekaligus mempromosikan brand salah satu senior kami dari ADWINDO;  ka Dietya, The House of DAS. Check this out!

Bersama perwakilan Murung Raya yang menjadi Putra Pariwisata Kalteng 2016 dan Wakil I Putri Pariwisata Kalteng, dan Mentoring saya yang kebetulan tidak sengaja bertemu setelah bertahun-tahun di backstage yang membuat perubahan besar pada dunia modeling saya.
EOTY (Event of The Year), sebagai program kerja terakhir divisi COT (Community Outreach Team) AMSA UPR dikepengurusan kali ini. Senang dan sedih. Senang, karena bisa mempersembahkan hasil kerja dari pemikiran yang bahkan sebelumnya sungkan untuk diutarakan. Melaksanakan program kerja tahunan AMSA Indonesia dengan tema “ADHD: I’m Not A Monster”, dimana dari AMSA UPR mengambil tempat pelaksanaan di salah satu TK yang ada di Palangkaraya, tepatnya TK Tunas Rimba II. Sama seperti proker COT sebelumnya, saya kelabakan, tapi semuanya dapat terlaksana sesuai tujuan. Karena kerja sama, tangan yang saling membantu pun banyak. Saya sangat senang luar biasa karena bisa melakukan tugas akhir di divisi ini. Miss-communication yang sempat terjadi sehingga membuat beberapa hal jadi kurang nyaman sebenarnya mejadi tamparan bagi saya. Tapi, ini merupakan semangat untuk menjadi yang lebih baik lagi. Saya mendapatkan satu lagi tambahan pelajaran berharga hari itu. Mahal sekali. Sedihnya.. ya, ini persembahan saya sebagai EB COT yang terakhir untuk kita semua di organisasi ini. Kembali saya ucapkan terima kasih. Entah sempat terbaca atau tidak bagian kalian yang telah berpartisipasi dalam setiap kegiatan AMSA UPR. Goddamn, I swear to you. Saya sangat senang dapat menjadi bagian dari waktu yang kalian bagi di setiap perjumpaan yang kita alami.


Juni 2016
Bulan puasa! Bulan yang selalu ditunggu-tunggu. Beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadhan, saya bersama ke lima sahabat saya, termasuk Aris, kembali melakukan perjalanan singkat sembari melepas penat. Kami pergi ke salah dua wisata di Pelaihari, Kalimantan Selatan. Di penghujung Maret pada postingan yang sama saya sempat bercerita sedikit tentang perjalanan ke kota yang sama. Ya, Pelaihari. Nah, kali ini kami akan ke salah satu pantai yang sebelumnya sempat saya kunjungi itu karena berhubung teman saya yang lainnya, yang kali ini ikut bersama, belum pernah. Kami (Anggi, Aris, Irma, Lia, Bela, ka Riky) melakukan perjalanan dari Banjarmasin. Di hari pertama langsung menuju pantai karena kami berencana untuk camp di pesisir pantai. Menyenangkan! Mendengar suara deru ombak di malam hari, angin laut yang sejuk, cahaya bintang yang dapat ditatap seketika menatap ke atas, menemani makan malam kami yang kala itu di gelar di atas matras. Dan kali ini benar-benar quality time. Without handphone and the other electronic devices. Kita bermain games dan bernyanyi diiringi permainan gitar. Bernyanyi walaupun dengan nada suara sumbang, suasana alam yang melingkupi lebih dari cukup membuat semuanya merasa senang.





Hari selanjutnya, kami melakukan perjalanan ke air terjun Bajuin. And, it was surprised me. Ternyata kita tidak semerta-merta datang ke lokasi tujuan kemudian langsung menikmati air terjun. Kita harus menaiki bukit yang lumayan wah terlebih dahulu. Sebenarnya di kampung halaman saya banyak menyuguhkan wisata air terjun. Ada yang di dalam kota, ada yang di pinggiran kota sehingga harus memasuki daerah kampung terlebih dahulu. Tapi biasanya tidak terlalu jauh karena hanya tinggal memasuki kawasan hutan yang hanya berjarak tempuh sebentar dari pinggir jalan ke lokasi air terjun. Tapi, kali ini tidak. Kita naik dulu, guys. Saya mulai memaklumi, tidak bisa disamakan dengan daerah saya yang terbilang memiliki banyak dataran tinggi. Jadi, kalau di daerah saya, dari tengah kota pun kita sudah bisa melihat hamparan sungai dan perahu kecil yang berkegiatan.
Perjalanan ke atas lumayan membuat rasa letih dan lelah. Tapi tenang teman-teman, di beberapa tempat persinggahan ada warung-warung kecil yang menyediakan minuman. Solved. Di perjalanan kita juga disuguhkan dengan pemandangan hutan dengan pohon-pohon hijaunya yang segar dan juga sawah-sawah penduduk. Dibandingkan dengan yang ada di luar pulau Kalimantan, jarak untuk naik ke atasnya belum apa-apa, loh. Jadi, sebenarnya tidak ada kata “sangat jauh”, hehe. Jadi Air Terjun Bajuin ini untuk lokasinya ada beberapa tingkatan. Semakin kamu naik ke atas, semakin bagus. Jadi saat itu perhentian kami tidak benar-benar sampai puncak karena kami merasa sudah menemukan tempat yang pas dan juga cukup nyaman untuk kami mandi merasakan airnya. Tidak terlalu puncak, tidak juga berada di tingkatan yang paling bawah. Airnya segar, sama seperti air terjun pada umumnya karena air yang disepanjang alirannya penuh bebatuan. Oya, you can check this out.





Akhir Juni di tutup dengan last RTM Excecutive Board AMSA UPR. Sooo saaddddd. How can I describe my bad feelings? L Selama kepengurusan tiada bulan tanpa RTM singkat. Bisa dikatakan RTM kita totalitas banget. Totalitas rapatnya, totalitas ngumpulnya sampai bercandanya. Ibaratkan paket makanan, komplit! J Sejujurnya saya belum puas dengan semua kerja saya. Belum puas rasa ingin terus menciptakan kebersamaan. Belum puas karena masih ingin menyumbangkan ide-ide untuk program kerja baru. Tapi, hanya bisa berkata. Karena sudah hampir habis masanya. Senang bisa 1 tim sama kalian, my super duper beloved team! Sukses terus untuk AMSA, untuk kita semua. VIVA AMSA!

Juli 2016
(next chapter..)

Comments

Popular posts from this blog

Kita dan Restu Semesta

Maaf, jika suatu saat cerita kita hanya tertinggal sebagai sebuah kenangan. Ini semua bukan rencanaku, sungguh. Yang aku tahu hanyalah apa yang tengah kita jalani saat ini adalah apa yang dipertentangkan oleh semesta. Kita sejalan, mereka tidak. Dan bagaimana mungkin kita bisa hidup jika semesta tidak memberikan tempat? Oh, betapa aku mengerti ini semua begitu menyiksa. Aku tak bisa untuk tidak meluapkan tangis setiap kali hubungan kita, tentangmu, diperdebatkan. Aku yang berulang kali harus berpura-pura jika tanpamu aku baik-baik saja di hadapan semesta, begitu terluka. Mengetahui bagaimana kita di masa yang akan datang, membuatku harus memberikan banyak  pain   killer  untuk hatiku. Dan untuk memberitahu padamu bahwa aku telah mengetahui ini semua, aku ingin mati saja. Bagaimana mungkin aku mampu untuk mengatakan padamu agar bisa mengikhlaskanku?  Tidak sekali-dua kali aku melihatmu berjuang dalam ketidakberdayaanmu untuk menghancurkan egoku kala aku seda...

Pa.. Ma..

Ma, seandainya bisa berkata, aku tidak ingin menikah saja. Kehilangan dia membuatku kehilangan asa atas pencarian segalanya. Aku kehilangan tujuan karena pernah membangun harapan dan cita saat bersamanya yang membuatku menguras habis segala kepercayaanku, sehingga ketika ia pergi aku tidak punya alasan lagi untuk apa dan siapa aku harus mengambil langkah dalam hubungan yang baru. Ma, maaf jika kehilangannya membuatku begitu tak berdaya. Tapi aku benar-benar tidak tau lagi bagaimana cara menata kembali hatiku yang masih penuh dengan harapan, ingatan, dan kenangan tentangnya. Membuang itu semua pun sama seperti membunuh diri. Karena hanya harapan dan kenangan itulah yang bisa membuatku setidaknya bisa berdiri hingga detik ini. Menyadari bahwa aku pernah begitu berharga untuk hidupnya. Menyadari bahwa aku pernah dicintai dengan begitu hebatnya. Meski harus usai, jiwaku masih begitu melekat pada setiap kenangan itu. Dan jika harus terus melanjutkan hidup, beginilah adanya hidup ingin ku ...

Berubah Haluan

Dalam beberapa kejadian lampau, banyak, kita sedang larut-larutnya dalam persembahan tawa. Semua itu adalah hal paling menyenangkan untuk kita. Membuat cerita yang membuat iri setiap pasang mata. Kisah kita, begitu istimewa.  Hingga kemudian.. lenyap secara perlahan. Lalu bagaimana dengan saat ini? Aku tak mampu mengambil peran itu lagi. Pun jika aku bisa, kau tak lagi bersedia untuk bergabung bersama. Aku terus berjalan, kau berubah haluan. Kembali ku ajak, langkahmu bertolak. Besok-besok, kita tak lagi berada pada cerita yang serupa. Secepat itu, kita menjadi dua orang yang tak lagi saling sapa. Bukan panggung sandiwara yang pernah kita naiki. Adalah cerita sesungguhnya yang kita miliki. Tapi tujuanmu telah berubah, persinggahan tlah diganti. Sempat pelik dunia kita sampai kau memutuskan untuk pergi. Kau tlah membuat cerita barumu, aku masih dengan cerita dulu. Dunia kita tak lagi saling bersitegang, mungkin. Namun jelas bagiku, tak lagi dalam usaha tuk kembali. ...