Maaf, jika
suatu saat cerita kita hanya tertinggal sebagai sebuah kenangan. Ini semua
bukan rencanaku, sungguh. Yang aku tahu hanyalah apa yang tengah kita jalani
saat ini adalah apa yang dipertentangkan oleh semesta. Kita sejalan, mereka
tidak. Dan bagaimana mungkin kita bisa hidup jika semesta tidak memberikan
tempat?
Oh, betapa
aku mengerti ini semua begitu menyiksa. Aku tak bisa untuk tidak meluapkan
tangis setiap kali hubungan kita, tentangmu, diperdebatkan. Aku yang berulang
kali harus berpura-pura jika tanpamu aku baik-baik saja di hadapan semesta,
begitu terluka.
Mengetahui
bagaimana kita di masa yang akan datang, membuatku harus memberikan
banyak pain killer untuk hatiku. Dan untuk
memberitahu padamu bahwa aku telah mengetahui ini semua, aku ingin mati saja.
Bagaimana mungkin aku mampu untuk mengatakan padamu agar bisa
mengikhlaskanku?
Tidak
sekali-dua kali aku melihatmu berjuang dalam ketidakberdayaanmu untuk
menghancurkan egoku kala aku sedang kalut-kalutnya. Dan bagaimana bisa aku
melupakan itu semua? Entah, dimana aku bisa menemukan seseorang yang bisa
mencintaiku sehebat dirimu. Aku rasanya tidak mau tau selain kamu.
Membayangkan
bagaimana hidupku tanpamu nantinya, aku begitu pesimis. Aku begitu takut jika
harus bertemu seseorang yang lainnya, lantas menemukan diriku dalam
ketidakberdayaanku untuk mencintai lelaki selain kamu. Ini menyakitiku.
Saat ini,
kita sedang baik-baik saja. Sejak 8 tahun lalu, kita masih dalam keadaan yang
sama. Saling mencinta, menjaga rasa, dan setia. Kita benar-benar tidak punya
alasan untuk berpisah jika restu semesta tidak bersuara. Kita, adalah dua insan
yang berharap agar bisa hidup bahagia bersama selamanya, harus bersiap untuk
patah hati dengan sehebat-hebatnya dalam keadaan yang masih saling mencinta.

Comments