Memahami bahwa sampai saat ini, hidup adalah proses.
Proses untuk menjadi dewasa saat hidup masih digeluti sifat
remaja. Dan menangisi jarak yang memisahkan diri dari kedua orang tua yang
dicinta. Berseteru dengan pikiran sendiri. Dewasa-remaja, mereka terlihat tumpang-tindih
diantaranya.
Proses untuk mendapatkan kembali sahabat lama yang kini terlihat jauh berbeda. Berdiri disatu tempat yang sama, namun terasa fana. Rindu dan ego membatin menyatu bertahun-tahun lamanya.
Proses untuk menghargai masa lalu meskipun begitu menyakitkan untuk ditimang sebagai salah satu perjalanan. Hanya menyisakan yang berharga dan
membuang yang ternyata tak dapat disimpan walau hanya sekedar jadi kenangan.
Proses untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang mana diri tak habis-habisnya membandingkan keadaan. Bersamaan dengan kedatangan
orang-orang baru, yang mau bersama-sama menggenggam tanganmu untuk memulai
langkah pertama menjalani proses menuju sukses. Namun, saat itulah kepekaanmu
diujikan, untuk menyambut pemilik tangan yang benar-benar jujur sejak lengkah
pertama hingga waktu yang lama. Bukan pemilik tangan yang penuh ego-antusaisme
kemudian melupakan.
Proses untuk mengartikan cinta sejati lewat perjalanan
dengan seorang kekasih yang selalu hadir dengan langkahnya yang tak pernah
getir untuk terus menggenggam tanganmu, mengajarimu hal-hal baru, dan bersedia
tanpa ragu untuk memelukmu ketika kau menutup diri dari kekejaman dunia yang
penuh dengan kesenjangan.
Dengan siapa saja kita akan melewati proses itu, pastikan
saja dia setia. Seperti cinta kedua orang tua bersamaan dengan doa-doa keduanya
yang terselip disetiap harinya, menelusuri daun jendela, sampai kepada yang
dicinta.
Comments