Semakin
dewasa, semakin menyadari bahwa relasi tidak selalu sehati. Tempat berdiri yang
banyak diminati, tak sesungguhnya menarik hati kalau kau sudah di sini.
Berita
di televisi, radio, surat kabar, atau sebaran dari media sosial, tentang
bobroknya suatu sistem kerja, menjadi bahan caci-maki. Setiap orang percaya
bahwa keadilan perlu ditegakkan, kejahatan harus dipenjarakan. Ini contoh besar
yang kerap kali terjadi di negeri ini.
Kita
persempit ke sebuah lingkup kecil. Ternyata sama adanya. Satu-dua pasti akan
ada si pemberontak yang bekerja sama dengan pemilik kuasa. Dan ketika kau
menjadi seseorang yang berada di dalamnya. Kau adalah seorang pembenci yang
begitu meyakini bahwa orang-orang seperti itu akan bertemu ajalnya; maksudku,
ganjarannya. Tentu. Kau bukan satu-satunya yang ingin tempat ini bersih, tak
terkecuali orang-orang yang berada di dalamnya.
Kinerja
yang mumpuni tuk diberi puji, harusnya benar-benar sesuai dengan integritas dan
capaian yang dihasilkan dalam setiap usaha. Maunya, begitu. Awalnya, bisa.
Sampai kau menjadi salah satu yang dirugikan, korban dari ketidak-adilan yang
katanya adil sudah ditegakkan.
Kau
bersikukuh untuk menjadi si penegak keadilan dengan bermodalkan percaya bahwa
semua akan tiba masanya. Namun ternyata kau berada dalam masa betapa tidak
nikmatnya merasa derita jatuh-bangun sendirian dalam waktu yang lama. Hingga
kau sadar bahwa topeng memang milik semua orang. Dan kau harus mempunyai
setidaknya satu, agar kau tak tersingkir dari tempatmu. Tak merugi. Tak
ditinggal. Tak dipisah. Kau pun membuat keputusan. Ikut bersekutu dengan
pembuat kuasa dan mereka menyenangi keputusanmu untuk bergabung bersama mereka.
Karena menjadi sakit dan jatuh adalah 2 hal yang begitu mengerikan untuk
dijalani di saat orang-orang yang dulu bersamamu telah jauh melangkah dengan
capaian mereka. Meski kau tau apa dibaliknya.
Besoknya
kau bangun dengan sumringah. Karena tidur tak tenangmu selama berminggu-minggu
itu sudah bertemu jalan keluarnya. Berhasil. Kau mampu membuat kesepakatan
baru, menyelamatkan tempatmu. Sekaligus menciptakan jiwa baru dalam dirimu.
Jiwa yang tak pernah kau duga akan ada. Jiwa yang dulunya pernah menjadi jiwa
yang paling kau benci setengah mati.
Pada
akhirnya, kau sadar. Kau butuh tegar dan berani. Tegar dan berani untuk mencari
cara agar kau bisa bertahan. Untuk bertemu orang-orang yang bisa mendukungmu
dengan suatu kesepakatan. Mendatangkan keuntungan dengan cara memberi manfaat.
Benar saja, memang. Tak ada yang salah.
Tetap
pada akhirnya, tak ada satu orang pun yang benar-benar bersih. Termasuk kamu
yang bukanlah suatu pengecualian. Yang katanya dulu ingin menegakkan keadilan.

Comments