Kau tahu
rasanya? Bagaimana bahagia, sedih, kecewa, berada pada satu tempat, menyita
perhatianmu dan membungkam amarahmu. Mereka berada pada satu waktu yang kau tau
bahwa hadir mereka ada untuk sebuah perayaan akan suka cita semesta dan sedihmu
dalam nestapa yang hanya kau sendiri rasa.
Bahagia,
sedih, kecewa. Menjadi satu namun tak pernah bisa bersatu. Tidak ada yang tahu
betapa kau mendera diri dalam kesialan yang tak kunjung usai, namun kau perlu
untuk berbagi tawa karena bahagia yang lainnya harus dirayakan bersama. Berbangga
akan sebuah pencapaian namun kau tak jua di sana. Lelah hanya menatap, kaki
telah letih, jiwa telah renta sebelum usia, dan senyummu harus jadi senyum
terbaik saat semua saling memberikan selamat.
Sejujurnya
kau terlalu ringkih untuk ikut berpesta dan duniamu sedang tertawa akan
kegigihanmu yang berbuah kecewa. Meski begitu, kau berusaha kuat. Karena marah
dan menangis adalah hal terlarang yang bisa dilakukan. Sekali lagi ucapan
selamat harus kau relakan bersamaan dengan jabatan yang harus kau ikhlaskan.
Bukan
maksud ‘tuk dengki pada hasil yang telah terbit bersama matahari yang sejak
kemarin mereka nantikan, kau hanya mengutuk diri di depan keberhasilan dia yang
lainnya. Tidak pada kesalahanmu, tidak jua pada kesalahan siapa-siapa. Karena
kau dan semesta memang tak pernah akur untuk urusan berhasil.

Comments