Terima
kasih karena masih ada hingga hari ini, detik ini. Bukan untuk aku atau pun
siapa-siapa, melainkan dirimu. Terima kasih karena masih sehat. Jangan lagi sengaja terluka seperti yang
selalu kau inginkan saat perpisahan begitu tak terelakkan. Maka, teruslah
bertahan seperti yang telah kamu usahakan setahun belakangan. Untuk tahun-tahun
berikutnya. Dan berikutnya. Hingga menyerah tak lagi kau kenal ketika lelah.
Mengetahui
kamu masih bisa makan dengan baik dan tertawa dalam canda, aku bersyukur
sekali, meski tak cukup tau apakah kau melakukannya dengan keadaan hati yang
bagaimana, tak apa, tak memaksa lebih untuk kamu bisa melakukan segalanya
sebaik saat kita masih bersama. Semua butuh waktu. Pun aku. Begitu pula untuk
membiasakan diri menjalani waktu tanpa ada lagi kata berdua dalam cerita. Ku
harap kau selalu mengusahakan bahagia.
Atas
segala doa yang pernah kita panjatkan bersama, dalam suka-duka dan dalam setiap
cerita, berhentilah sedih karenanya; karena doa-doa yang tak berbalas, doa yang
justru berbalik arah. Akan tiba masa dimana jawaban datang dan kau akan
bersyukur karenanya. Bisa juga dalam beberapa tahun mendatang saat kau tengah
asyik menikmati musik yang memekakkan telinga, atau saat menikmati makan siang
di sela kerja, dalam berbagai bentuk dan rupa, jawaban pasti ada. Tidak harus
tentang aku, tidak selalu tentang cerita yang pernah ada. Yang pasti, kau akan
bersyukur karena pernah berhasil melewati semua yang sempat kita rasa sebagai
nestapa yang menyiksa.
Kenapa
aku bisa seyakin ini? Karena kamu, karena permintaanmu, karena kesanggupanku.
Untuk percaya bahwa, ya, kamu benar, Tuhan tidak menutup mata untuk takdirmu.
Sekali pun bukan aku, tidak berakhir dengan kita, dunia tak akan berhenti
berputar. Begitu pula kasih sayang Tuhan.
Jika
segala ucap terbaca sebagai sebuah harap, bisa ku katakan bahwa sesungguhnya
bukan hanya sekadar, tapi ingin. Dan pada inginmu yang pernah kau ungkap, aku
minta maaf karena tak semampu itu untuk menjadikannya nyata dalam cerita kita.
1 tahun telah berlalu dan aku yakini bahwa inginmu sudah lebih dari apa yang
pernah aku tau. Ku semogakan untukmu dan berbahagialah selalu.
Di
usia barumu yang sekarang, semoga segala kegelisahan dan luka yang sempat kau
rasa akan berkurang seiring waktu bergerak. Tak apa ciptakan ruang untuk
meratapinya sesekali, namun berhenti saat hari mulai berganti. Kau siap untuk
hari esok dan usahamu akan dimulai kembali. Usaha untuk membahagiakan diri dan
mencintai diri sendiri dengan seutuhnya.
Teruslah
dekat dengan orang-orang terkasih. Teruslah bercerita dengan mereka. Hingga
pundakmu tak lagi terasa berat. Hingga namaku tak lagi menjadi alasan kau
terluka hebat.
Teruslah
sehat.

Comments